Hidup ini terlalu singkat!
Pernahkah kita mengamati, telah berapa lama hidup yang telah kita lalui?
Kalau belum mari kita tengok video ini.
Saat kita masih kanak-kanak, bermain anak patung, masak-masak, hujan-hujan, masa-masa yang indah, lalu kini, usia kita sudah meningkat duapuluh atau tigapuluh tahun, sudah berkeluarga, bahkan ada yang sudah mempunyai anak cucu, perhatikanlah telah berapa lama kita hidup?
Seperti baru ‘kelmarin’ sahaja.
Kita mungkin merasakan masih jauh perjalananan untuk kita masih lama menjadi datuk atau nenek, tapi tanyalah nenek kita, merekapun akan merasakan bahwa masa kanak-kanak dan masa remajanya seperti baru kelmarin saja.
Kesimpulannya hidup ini cuma sebentar.
Allah pun telah mengkhabarkan bagaimana perasaan orang-orang yang diakhirat nanti tentang berapa lama mereka tinggal di dunia;
Pada hari mereka melihat hari berbangkit, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (didunia) melainkan (sebentar saja) di pagi hari. (Q.S. an- Nazi‘at:46).
Apa gunanya kita mengingat hal tersebut?
Jika kita sedar sepenuhnya bahwa hidup ini sebentar saja, kemudian ada kehidupan berikutnya yang kekal dan abadi dimana kebahagiaan kita dan kesengsaraan kita pada hari itu sangat ditentukan pada apa yang telah kita lakukan di masa sekarang, maka kesadaran tersebut akan akan membuat kita semakin pandai ‘berkira’.
Kita akan berupaya sedapat mungkin menggunakan waktu yang singkat ini untuk kebahagiaan kita yang kekal dan abadi kelak, walaupun itu artinya kita berpenat-lelah, melipatgandakan kesabaran, dan menahan hawa nafsu kita serta harus menghadapi berbagai rintangan dan dugaan dalam ketaqwaan dan ketaatan.
Hidup ini cuma sebentar namun, dari yang sebentar ini kehidupan yang abadi berikutnya ditentukan
Sumber: Stonehouse dan Rizky
LIKE Facebook The Vocket disini